Kami akan menyiapkan produk investasi global yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat termasuk investor asing. Adapun strategi kami adalah membidik investor asing yang berasal dari negara Timur Tengah, ungkapnya dalam talkshow Implementasi Perbankan Syariah di Era Global di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang, Selasa (3/6).
Kendati demikian, lanjut dia, upaya awal yang harus dilakukan adalah memasyarakatkan prinsip syariah kepada masyarakat luas. Tidak hanya untuk umat muslim tetapi juga kepada agama atau aliran lainnya.
`Kami memang perlu melakukan ekspansi segmen pasar bank syariah. Sebab, nilai universalitas akan menjadikan bank syariah dapat diterima untuk semua kalangan,` imbuh Karsono.
Disamping itu Bank Muamalat juga akan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengakselerasi sekaligus inovasi produk perbankan syariah. Upaya itu dilakukan agar produk yang akan digunakan secara luas dapat menjadi kekuatan bisnis pada bank syariah.
Sementara itu Bank Indonesia merilis, meskipun pangsa pasar bank syariah hanya sekitar 5%-6% dibandingkan bank konvensional, tetapi pertumbuhan dan penyaluran kreditnya lebih tinggi.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Jateng-DIY, Y Santoso Wibowo menyampaikan, pangsa pasar perbankan syariah memang kecil. Kendati demikian ada hal-hal positif dari lembaga keuangan berprinsip syariah.
`Untuk total aset bank syariah per Maret 2014 sebesar Rp 250 triliun, kondisi itu jelas jauh dengan total aset bank nasional sebesar Rp 4.800 triliun. Akan tetapi pertumbuhan bank syariah mencapai 45%, sedangkan bank konvesional hanya 18%,` ungkapnya.
Ke depan, lanjut dia, perlu ada diversifikasi produk bank syariah dan mendorong intermediasi melalui bazar. Tujuannya adalah memasyarakatkan bank syariah.